Tulisan saya kali ini akan membahas cara menuju Kuala Lumpur, lewat Singapura. Rute ini adalah rute yang sangat menarik, karena ibarat pepatah, sekali merengkuh dayung dua-tiga pulau terlampaui. Tulisan ini sekaligus merupakan sambungan dari tulisan saya tentang cara menuju Singapura dengan biaya lebih murah melalui Batam, yang bisa di baca di sini.
Rute yang bisa ditempuh untuk paket hemat ini adalah berangkat dari Jakarta menuju Batam, lalu ke Singapura dan melanjutkan ke Kuala Lumpur. Kembali ke Jakarta langsung dari Kuala Lumpur. Atau kalau mau dilanjutkan lagi, ada banyak alternatif, misalnya ke daerah Genting (pegunungan seperti di Puncak, dengan berbagai fasilitas hiburan, termasuk judi), atau ke Pulau Penang. Genting dan Penang masih dalam wilayah kedaulatan Malaysia. Kalau mau terus lagi bisa juga ke wilayah selatan Thailand (Phuket dan sekitarnya), terus ke atas bisa sampai Bangkok.
Pada umumnya pelancong yang sedang di Singapura dan ingin melanjutkan perjalanan ke Kuala Lumpur akan mengambil alternatif perjalanan darat dengan bus. Selama ini rute baku yang diketahui adalah direct dari Singapura ke Kuala Lumpur. Naik bus dari terminal Golden Miles di Singapura, yang akan membawanya ke terminal Puduraya di Kuala Lumpur. Bus ini bertarif sekitar SGD 26/orang. Pilihan ini bukan yang terbaik. Karena dengan sedikit trik, anda bisa mendapatkan 1/2 harga, dengan naik bus yang sama!
Bagaimana caranya? Bus-bus yang berangkat dari Golden Miles (Singapore) ini akan mampir terlebih dahulu di terminal bus Larkin, di Johor Baru (Malaysia). Nah, cobalah naik bus tujuan Kuala Lumpur dari terminal ini. Tarifnya hanya MYR 24 (sekitar SGD 11 saja!). Untuk bisa tiba di terminal Larkin ini, ada banyak bus yang bisa dinaiki dari Singapura. Setidaknya yang saya tahu ada di dekat stasiun MRT Bugis, Lavender dan Kranji. Tarif bus dari Singapura menuju Johor Baru ini sekitar SGD 2.50/orang, dengan waktu tempuh sekitar 30-40 menit. Setiap saat ada bus yang berangkat. Mungkin sekitar 10-15 menit sekali di setiap tempatnya. Jadi, ngga usah khawatir.
Di perbatasan negara antara Singapore dan Malaysia kita mesti melewati checkpoint imigrasi ke-dua negara. Di sini, kita harus turun dari bus dan berjalan kaki ke loket imigrasi. Jangan lupa untuk membawa semua barang bawaan tanpa terkecuali. Karena waktu keluar dari sini kemungkinan besar bus yang akan kita pakai untuk melanjutkan perjalanan adalah bus yang berbeda. Tinggal naik saja. Yang penting perusahaan operator bus-nya sama. Ada beberapa yang saya ingat, misalnya SBS, Causeway, dsb. Jangan sampai tiket hilang, karena itu artinya harus bayar lagi. Bus berjalan sebentar, mungkin hanya sekitar 1-2 menit, sudah berhenti lagi dan lagi-lagi kita harus turun. Kalau tadi adalah imigrasi Singapura, kali ini imigrasi Malaysia. Hal serupa mesti dilakukan kembali, bawa semua barang.
Setibanya di terminal Larkin (Johor Baru, Malaysia), mungkin anda akan dihampiri oleh 1-2 orang calo. Ngga usah diladeni. Ngga perlu khawatir juga, terminal di sana cukup aman koq, jangan bayangkan anda seperti orang kampung yang baru tiba di terminal Kampung Rambutan atau Pulogadung di Jakarta, yang bisa “dimakan” orang. Bahkan di tengah malam sekali pun. Cobalah berjalan berkeliling beberapa loket agen bus yang ada di depan mata. Coba lihat tulisan jam keberangkatan bus tujuan Kuala Lumpur. Cari saja yang paling dekat jam keberangkatannya. Ada baiknya juga sebelum memutuskan hendak naik bus yang mana, cobalah memandang ke bus-bus yang parkir, bus milik operator mana yang menarik minat anda. Saya menghindari penyebutan nama perusahaan bus favorit saya di sini, karena alasan netralitas. Tapi mestinya mata anda pun tak akan berbohong pada diri sendiri. Bus mana yang bagus, setidaknya dari tampilan fisik. Pada poin ini pun tidak perlu khawatir, setiap saat ada bus yang akan berangkat ke Kuala Lumpur.
Waktu tempuh antara terminal Larkin (Johor Baru) dan Puduraya (Kuala Lumpur) sekitar 4-5 jam. Perjalanan pada malam hari akan lebih cepat, karena jalanan kosong. Jika ternyata masih ada waktu menunggu, di terminal ini juga banyak kedai tempat makan yang bisa dipakai sebagai tempat duduk-duduk membuang waktu sambil menikmati makanan atau kopi. Karena saya adalah pecandu kopi tubruk, catatan untuk sesama penggemar kopi tubruk di sini adalah, bilang: “saye nak kopi o”. Jangan cuma kopi. Nanti yang diberikan adalah kopi 3in1.
Selama perjalanan di bus tidak banyak yang menarik. Tapi lumayanlah buat ganti suasana pemandangan. Satu hal yang menarik, di Singapore atau Malaysia supir bus itu digaji. Bukan kejar setoran seperti di Indonesia. Jadi ngga akan kebut-kebutan. Malah pernah saya menggerutu sendiri, karena menganggap si supir terlalu lamban menjalankan busnya seperti keong.
Terminal tujuan di Kuala Lumpur adalah terminal Puduraya. Lokasinya tidak jauh dari daerah pecinan di Petaling street. Hanya sekitar 5 menit dengan berjalan kaki. Terminal ini pula-lah yang menjadi titik sentral bus-bus antar kota di Malaysia atau bahkan antar negara (Malaysia-Singapore atau Malaysia-Thailand). Jadi, jika nanti selanjutnya berminat melanjutkan perjalanan darat ke kota-kota lain –termasuk ke beberapa kota di Thailand atau kembali lagi ke Singapura– anda mesti kembali lagi ke terminal ini.
Sama seperti terminal-terminal antar kota di Indonesia, di sekitar terminal ini pun banyak tersedia penginapan. Mulai dari yang kelas losmen/hostel sampai hotel yang bagus. Jika anda tiba di sini dini hari, mungkin sebaiknya beristirahat dulu di penginapan yang murah. Lumayan menghemat, karena seperti di Indonesia, jika anda check-in sebelum jam 6 pagi itu dihitung menginap 1 malam. Check-in jam 7 pagi tidak ada bedanya dengan anda check-in jam 7 malam. Setelah hari terang baru mencari hotel yang bagus. Ini jika anda ingin tinggal di hotel yang lebih bagus.
Alternatif arah perjalanan anda untuk mencari penginapan ada 2 (dua). Berjalan ke arah bawah menuju Petaling street (pada arah yang sama jika diteruskan berjalan 4-5 menit dari Petaling street anda akan menemukan lokasi wajib lainnya yaitu Pasar Seni). Pada arah ini, tepatnya di seputaran Petaling street dan jalan-jalan di sekitarnya, ada beberapa hotel dan juga hostel (backpacker). Penginapan backpacker di sini bertarif sekitar MYR 30-40 per ranjang. Sedangkan untuk hotel berkelas bintang 1-2 tarifnya sekitar MYR 80-150 per kamar. Alternatif yang ke-dua adalah dari terminal Puduraya berjalan ke arah atas, ke arah Bukit Bintang. Ini juga adalah daerah wajib dikunjungi. Ada beberapa shopping center yang menarik, termasuk untuk belanja barang-barang elektronik (yang ini cari saja di Plaza Low Yat). Di seputaran Bukit Bintang ini ada banyak sekali penginapan. Lagi-lagi dari yang kelas hostel sampai hotel. Salah satu favorit tempat saya menginap ada di sini. Tapi tarifnya bukan tarif backpacker, tapi buat saya price per performance-nya lumayan.
Setelah urusan penginapan beres, tinggal masalah jalan-jalan. Ada banyak lokasi yang bisa dikunjungi. Selain Petaling street dan Pasar Seni yang tadi sudah disebutkan, tentu saja jangan lupa untuk meng-explore seluk beluk daerah Bukit Bintang ini. Seperti hal-nya daerah Geylang yang saya sebut pada tulisan terdahulu, Bukit Bintang adalah juga kawasan red-light. Tapi yang lebih banyak berkeliaran di sini adalah makelarnya. Pernah ada yang dengan terang-terangan menawarkannya ke saya dengan mengatakan: “awak nak ape… melayu ker? cine ker? atau nak keling juge ade!”
Seperti halnya orang ndeso jalan-jalan ke Jakarta yang tidak akan melewatkan wisata ke Monas, para turis yang melancong ke Kuala Lumpur pun wajib datang dan berfoto di menara kembar Kuala Lumpur City Center (KLCC), yang merupakan salah satu dari gedung tertinggi di dunia. Dari Bukit Bintang bisa saja jalan kaki ke mari. Tapi sebaiknya naik taksi. Kurang lebih ongkosnya MYR 10, pakai argo. Tapi harap diingat, pada jam-jam tertentu (jam macet, jam pulang kantor) banyak supir taksi yang ogah pakai argo untuk jarak dekat atau yang melewati daerah macet. Ada juga perusahaan taksi yang mengenakan tambahan biaya beberapa puluh sen untuk tambahan per penumpang (jika penumpang dalam taksi ada 2,3 atau 4 orang).
Jika anda berminat untuk naik ke atas menara, pihak manajemen KLCC mengijinkannya.. dan gratis! Tapi untuk ini anda mesti mengantri tiket terlebih dahulu. Sangat disarankan mengambil tiket sepagi mungkin. Lokasi tiket ada di basement salah satu menara dari twin tower ini. Cari atau tanyakan saja pada satpam. Di dekat loket tiket ini juga ada toko yang khusus menjual memorabilia tentang KLCC. Setelah mendapatkan tiket, anda akan mengetahui kira-kira jam berapa anda boleh naik. Perlu diingat juga, kalau hari Senin tidak ada turis yang boleh naik, karena itu waktu perawatannya. Anda akan mendapatkan kesempatan sekitar 10 menit berada di atas jembatan yang menghubungkan Tower 1 dan Tower 2, yang berada di ketinggian sekitar lantai 41-42.
Selain KLCC Twin Towers –yang juga disebut menara Petronas–, Malaysia juga memiliki Menara Kuala Lumpur (KL Tower), yang juga merupakan salah satu menara tertinggi di dunia. KL Tower ini mirip seperti Menara TVRI di Senayan Jakarta. Tapi lebih besar. Menara ini berlokasi di Bukit Nanas. Bisa naik monorail untuk mencapai lokasi ini. Sebagai orang Indonesia, kita boleh ikut berbangga, karena arsitek bangunan kebanggaan orang Malaysia ini adalah insinyur Indonesia. Anda boleh berlama-lama di atas menara ini, karena untuk menaikinya mesti bayar, MYR 20. Tapi dari atas sini kita bisa melihat sekeliling Kuala Lumpur dan meneropong berbagai tempat dengan teropong koin. Posisi anda pun jauh di atas posisi jembatan penghubung Twin Towers.
Tempat lain yang menarik untuk membuat foto kenangan adalah Dataran Merdeka (Merdeka Square). Di sini ada gedung menarik, Sultan Samad Building, yang juga menjadi icon Kuala Lumpur. Masih ada beberapa tempat menarik lainnya. Tidak usah khawatir, di berbagai tempat (misal di dalam mal di KLCC) anda akan dengan mudah mendapatkan berbagai brosur tujuan wisata di sekitar KL dan/atau kota lain di Malaysia.
Terakhir, untuk kembali ke Jakarta, anda bisa menuju stasiun KL Sentral dengan menaiki LRT. Dari sini, perjalanan dilanjutkan kembali menuju bandara. Uppss, bergantung pesawat apa yang anda naiki. Jika naik AirAsia, anda mesti menuju LCC (Low Cost Carrier) Terminal. Tapi jika naik pesawat selain AirAsia, anda harus menuju KLIA (Kuala Lumpur International Airport). Jika tujuan anda adalah LCC (naik AirAsia), anda mesti berjalan ke luar area stasiun LRT, cari petunjuk ke arah bus menuju LCC Terminal (turun ke bawah). Anda akan menemukan bus yang akan membawa anda ke LCC. Tarifnya hanya MYR 9. Tapi jika tujuannya adalah KLIA, mesti naik kereta KLIA Express. Kalau yang ini, anda ngga perlu ke luar area stasiun LRT. Cari di mana loket tempat membeli tiket KLIA Express. Keretanya bagus dan bersih. Hanya perlu waktu 30 menit untuk bisa tiba di KLIA. Tapi harganya juga bagus. MYR 35. hehe. Kalau
http://backpackerluarnegeri.blogspot.com/2013/10/tips-backpacking-ke-kuala-lumpur.html bepergian dengan partner, 3 atau 4 orang, mending naik taksi ke KLIA (dari Kuala Lumpur sekitar MYR 80).
total komentar :
No comments:
Post a Comment