Siapa yang tak tahu legenda Sangkuriang dan Dayang Sumbi? Legenda
percintaan ibu dan anak yang berujung malapetaka ini akan selalu menjadi
trade mark cerita rakyat Jawa Barat, karena cerita tersebut konon
katanya merupakan asal mula dari Gunung Tangkuban Perahu. Anda pasti
taka asing lagi kan dengan gunung yang satu ini? Karena tak afdol
rasanya jika sudah jauh-jauh ke Bandung, tapi tak mampir ke wisata alam
yang satu ini!
Gunung setinggi 2.048 meter di atas permukaan laut ini memang meyimpan sejuta pesona yang tak kalah dengan gunung-gunung berapi lainnya di Indonesia. Dinamakan Tangkuban Perahu karena bentuknya yang mirip perahu terbalik. Kata ‘tangkuban’ berarti ‘terbalik’ dalam bahasa Sunda. Lokasi Tangkuban Perahu ini sendiri yakni sejauh ± 30 km dari Kota Bandung, terletak di desa Cikole yang sejuk dan asri. Memasuki kawasan Tangkuban Perahu, anda akan disambut dengan hamparan hutan yang anda dapat menikmati udara yang sejuk. Dari atas Tangkuban Perahu, anda akan mendapatkan pemandangan Kota Bandung yang indah.
Menurut sejarah, gunung ini pernah meletus pada tahun 1910 sehingga tercipta sebuah kawah yang mengepulkan asap belerang. Ada beberapa kawah yang menawarkan keindahan, yaitu Kawah Ratu, Kawah Upas, Kawah Lanang, Kawah Baru, Kawah Ecoma, Kawah Jurig, Kawah Siluman, Kawah Domas, Kawah Jarian, dan Paguyangan Badak. Tetapi, yang paling banyak dikunjungi wisatawan yaitu Kawah Ratu, Kawah Domas, dan Kawah Upas.
Kawah Ratu merupakan kawah terbesar di gunung ini, bentuknya seperti mangkuk raksasa yang besar dan dalam. Saat cuaca cerah, kita pun dapat melihat dinding dan dasar dari Kawah Ratu. Kawah Upas, yang jaraknya sekitar ± 1,5 km dari Kawah Ratu memiliki bentuk yang datar dan cukup dangkal sehingga ditumbuhi pepohonan liar di salah satu sisi dasarnya. Lain lagi dengan Kawah Domas, kawah yang satu ini bentuknya berupa cekungan yang mengeluarkan sumber air panas. Di sumber air panas itu, anda dapat membasuh bagian-bagian tubuhand, karena kandungan belerangnya dipercaya dapat menyembuhkan berbagai jenis penyakit. Anda juga bisa merebus telur lho di sumber air panas ini, cukup dengan merendam telur yang anda bawa selama 10 menit, maka anda sudah bisa menikmati “telur rebus made in Tangkuban Perahu”. Jalan menuju kawah-kawah ini tidak terlalu sulit, karena sudah tersedia jalan setapak antara satu kawah dengan kawah lainnya. Selain itu anda juga dapat menikmati pemandangan kebun teh yang asri di lereng Gunung Tangkuban Perahu.
Kawah Ratu
Keistimewaan lain yang dapat anda nikmati yaitu saat anda berjalan-jalan meniti kawah demi kawah, anda dapat berbelanja berbagai pernak-pernik khas Tangkuban Perahu sebagai oleh-oleh, ada boneka, kaos, serbuk belerang, pernak-pernik dari batu, kalung, gelang, pohon bonsai atau bahkan alat musik angklung. Ada juga pedagang makanan, seperti ketan bakar dan buah strawberry yang dapat menemani anda menikmati keindahan kawah. Atau jika anda malas berjalan kaki, anda bisa menyewa kuda untuk anda tunggangi. Harga yang harus dibayar, anda bisa bernegosiasi sendiri dengan sang empunya kuda karena tergantung sejauh mana anda ingin menunggangi kuda.
Akses untuk menuju Tangkuban Perahu, tidak terlalu sulit, dapat ditempuh dengan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Jika anda datang dengan kendaraan umum, maka dari Kota Bandung, anda tinggal naik angkot yang menuju Terminal Ledeng, selanjutnya disambung dengan angkot jurusan Pasar Lembang. Turun di Pasar Lembang, lalu disambung dengan angkot jurusan desa Cikole. Angkot Cikole ini hanya akan mengantarkan anda hingga gerbang depan kawasan Tangkuban Perahu. Dari situ, ada angkutan yang akan membawa anda langsung ke bibir kawah! Masalah ongkos angkutan, biasa langsung dinegosiasikan dengan si supir, tetapi rata-rata anda akan dikenai Rp 15.000 – Rp 30.000 per orang. Eits..eits..sebelumnya anda juga akan dikenai biaya Rp 8.000 untuk ongkos masuk Tangkuban Perahu. Mulai dari situ, anda bisa langsung menikmati panorama indah yang ditawarkan alam pasundan.
Gunung setinggi 2.048 meter di atas permukaan laut ini memang meyimpan sejuta pesona yang tak kalah dengan gunung-gunung berapi lainnya di Indonesia. Dinamakan Tangkuban Perahu karena bentuknya yang mirip perahu terbalik. Kata ‘tangkuban’ berarti ‘terbalik’ dalam bahasa Sunda. Lokasi Tangkuban Perahu ini sendiri yakni sejauh ± 30 km dari Kota Bandung, terletak di desa Cikole yang sejuk dan asri. Memasuki kawasan Tangkuban Perahu, anda akan disambut dengan hamparan hutan yang anda dapat menikmati udara yang sejuk. Dari atas Tangkuban Perahu, anda akan mendapatkan pemandangan Kota Bandung yang indah.
Menurut sejarah, gunung ini pernah meletus pada tahun 1910 sehingga tercipta sebuah kawah yang mengepulkan asap belerang. Ada beberapa kawah yang menawarkan keindahan, yaitu Kawah Ratu, Kawah Upas, Kawah Lanang, Kawah Baru, Kawah Ecoma, Kawah Jurig, Kawah Siluman, Kawah Domas, Kawah Jarian, dan Paguyangan Badak. Tetapi, yang paling banyak dikunjungi wisatawan yaitu Kawah Ratu, Kawah Domas, dan Kawah Upas.
Kawah Ratu merupakan kawah terbesar di gunung ini, bentuknya seperti mangkuk raksasa yang besar dan dalam. Saat cuaca cerah, kita pun dapat melihat dinding dan dasar dari Kawah Ratu. Kawah Upas, yang jaraknya sekitar ± 1,5 km dari Kawah Ratu memiliki bentuk yang datar dan cukup dangkal sehingga ditumbuhi pepohonan liar di salah satu sisi dasarnya. Lain lagi dengan Kawah Domas, kawah yang satu ini bentuknya berupa cekungan yang mengeluarkan sumber air panas. Di sumber air panas itu, anda dapat membasuh bagian-bagian tubuhand, karena kandungan belerangnya dipercaya dapat menyembuhkan berbagai jenis penyakit. Anda juga bisa merebus telur lho di sumber air panas ini, cukup dengan merendam telur yang anda bawa selama 10 menit, maka anda sudah bisa menikmati “telur rebus made in Tangkuban Perahu”. Jalan menuju kawah-kawah ini tidak terlalu sulit, karena sudah tersedia jalan setapak antara satu kawah dengan kawah lainnya. Selain itu anda juga dapat menikmati pemandangan kebun teh yang asri di lereng Gunung Tangkuban Perahu.
Kawah Ratu
Keistimewaan lain yang dapat anda nikmati yaitu saat anda berjalan-jalan meniti kawah demi kawah, anda dapat berbelanja berbagai pernak-pernik khas Tangkuban Perahu sebagai oleh-oleh, ada boneka, kaos, serbuk belerang, pernak-pernik dari batu, kalung, gelang, pohon bonsai atau bahkan alat musik angklung. Ada juga pedagang makanan, seperti ketan bakar dan buah strawberry yang dapat menemani anda menikmati keindahan kawah. Atau jika anda malas berjalan kaki, anda bisa menyewa kuda untuk anda tunggangi. Harga yang harus dibayar, anda bisa bernegosiasi sendiri dengan sang empunya kuda karena tergantung sejauh mana anda ingin menunggangi kuda.
Akses untuk menuju Tangkuban Perahu, tidak terlalu sulit, dapat ditempuh dengan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Jika anda datang dengan kendaraan umum, maka dari Kota Bandung, anda tinggal naik angkot yang menuju Terminal Ledeng, selanjutnya disambung dengan angkot jurusan Pasar Lembang. Turun di Pasar Lembang, lalu disambung dengan angkot jurusan desa Cikole. Angkot Cikole ini hanya akan mengantarkan anda hingga gerbang depan kawasan Tangkuban Perahu. Dari situ, ada angkutan yang akan membawa anda langsung ke bibir kawah! Masalah ongkos angkutan, biasa langsung dinegosiasikan dengan si supir, tetapi rata-rata anda akan dikenai Rp 15.000 – Rp 30.000 per orang. Eits..eits..sebelumnya anda juga akan dikenai biaya Rp 8.000 untuk ongkos masuk Tangkuban Perahu. Mulai dari situ, anda bisa langsung menikmati panorama indah yang ditawarkan alam pasundan.
http://plesiranyuk.blogspot.com/2009/06/menikmati-pesona-perahu-terbalik-di_04.html
total komentar :
No comments:
Post a Comment