Saturday, November 9, 2013

Suami Istri yang Jadi Naga di Telaga Pasir Sarangan, Jatim

Jinjiang - Kota Jinjiang di Cina memadukan modernitas dengan tradisionalisme. Ada sejumlah mal untuk anak muda, tapi tradisi seperti minum teh, bermain mahjong, hingga legenda 3 dewi cantik penjaga sungai Jinjiang tetap terjaga.

Jinjiang merupakan kota industri di seberang Sungai Quanzhou di Fujian, sekaligus ibukota dari Provinsi Sichuan. Salah satu legenda terkenal yang menarik wisatawan adalah tentang 3 dewi cantik yang menjaga Sungai Jinjiang.

Jinjiang secara geografis merupakan kota sempit dan panjang yang terletak di sepanjang sungai yang mengaliri lembah. Di antara jalanan baru dan area belanja, keberadaan kuil dan legenda 3 dewi cantik yang menjaga sungai merupakan bagian penting dari Kota Jinjiang.

Legenda mengatakan, ada 3 dewi cantik yang merupakan anak dari Raja Naga yang mendiami Sungai Jinjiang. Hingga akhirnya mereka melihat masalah yang menimpa penduduk di kaki Gunung Lianhua. Sang kakak tertua meminta kedua adik perempuannya untuk kembali ke Istana Raja Naga. Sementara sang dewi tertua mengambil wujud seorang perempuan tua, dan melihat masalah kekeringan yang terjadi.


Dengan sihirnya, sang dewi membawa mata air di kaki Gunung Lianhua. Akhirnya penduduk setempat dapat menanam padi, dan tidak pernah terjadi lagi bencana kekeringan. Atas kebaikan sang dewi, penduduk dari Huaying, Puhe, dan Banzhuang membuat kuil pemujaan sang dewi. Dari kisah itulah muncul legenda dewi Sungai Jinjiang.

Tidak hanya sang kakak tertua, sang adik kedua dan ketiga juga dihormati akan kemurahan hatinya. Sang dewi kedua menurunkan hujan di Gunung Batu Haidong, membuatnya dihormati sebagai Dewi Sungai Kecil Ciyun. Sedangkan dewi ketiga menurunkan hujan di Gunung Naga Hijau dan dihormati sebagai Dewi Jinling. Melihat keindahan yang tercipta, sang Raja Naga memutuskan untuk menetap di kaki Gunung Naga Hijau.

Dari legenda 3 dewi Penjaga Sungai Jinjiang tersebut, penduduk Jinjiang merayakan merayakan festival untuk menghormati para dewi. Festival tersebut dimulai pada tanggal 5-25 dari bulan pertama kalender China. Setiap tahunnnya, acara seperti nyanyian Daben dan Tarian Singa dan Naga, dipertontonkan di sepuluh desa. Perayaan dilajutkan dengan arak-arakan patung sang dewi mengelilingi sepuluh desa di atas kursi. Patung para dewi tersebut akan dikembalikan ke kuilnya masing-masing setelah perayaan usai.

Di samping itu, Cina sendiri identik dengan kata belanja. Ya, Jinjiang merupakan kota yang terkenal akan industri sepatu dan pakaian. Terdapat pasar pakaian di dekat kota kecil Shishi. Jinjiang juga merupakan satu-satunya kota di seluruh Cina yang memiliki retail Toko SM yang berasal dari Filipina, disamping merk GAP, Uniqlo, hingga merk lokal, Li Ning. Terdapat juga satu-satunya Kuil Manichean yang terletak di Gunung Huabiao.

Untuk mencapai Jinjiang, traveler dapat menggunakan penerbangan dari Xiamen atau Fuzhou. Jinjiang memiliki bandara kecil yang hanya melayani penerbangan domestik di China saja. Traveler bisa juga menggunakan kereta atau bus dari Fuzhou, sampai ke Quanzhou dan gunakanlah taksi. Opsi lain adalah dengan bus dari Xiamen dengan arah Quanzhou, dan turun di Jinjiang.
Figur Dewi Penjaga Sungai Jinjiang (cultural-china.com)
 
 
 
http://travel.detik.com/read/2013/11/07/170631/2406581/1520/3-dewi-cantik-penjaga-sungai-jinjiang-di-china


total komentar : | apa komentar kamu ?

KOTAK KOMENTAR


No comments:

Post a Comment


DAFTAR GOSIP